hidup seorang pemberdaya pemulung

Sungguh luar biasa ungkapan yang dilontarkan kawan kawan di BSK yang mengatakan
“Pemulung adalah Pahlawan Kebersihan”,
benar sekali ungkapan ini
coba kita bayangkan apa yag mereka lakukan, tidak kita gaji,tidak kita suruh
mereka telah melakukan hal hal yang luar biasa dalam usaha kebersihan.
Menurut itung itungan dari smecda.com jumlah pemulung di Indonesia ada sekitar 1.256.804 orang ,
bayagkan bila kita rata ratakan setiap hari setiap orang memulung 5 kg plastik/kertas
akan keluar angka sbb:
1.256.804 x 5 kg = 6.284.020 kg atau kira kira sama dengan 6,284 TON
kalau satu truck bisa memuat 4 TON maka akan diangkut 6.284/4 = 1.571 Truck
kalau 571 truck ngantre jejer jejer, setiap truck panjangnya 6 meter
maka antrean mencapai 1.571 x 7 meter (ada selanya) = 10.997 meter setiap hari.
anggaplah 11 kilometer.
dalam sebulan (25 hari kerja, kan cape kalau terus terus memulung = 11 km x 25 = 275 KM
sungguh fantastis…Jakarta – Cirebon.
Produksi sampah plastik meningkat dengan cepat dikarenakan tumbuhnya populasi
dan berubahnya gaya hidup. Data statistik tahun 2008 mengatakan,
sekitar 2.3 juta ton sampah plastik dihasilkan dari hanya 1.4 juta ton pada tahun 2001.
Kemiskinan, terutama di daerah perkotaan belum tertangani dengan baik.
Dalam hal kelangsungan kehidupan, Pemulung untuk melanjutkan kehidupannya dari kegiatan
pengumpulan sampah. Diperkirakan sekitar 2% dari total populasi negara ini bertahan hidup
dari mengumpulkan sampah plastik. Meskipun mereka mendapat peluang ekonomi,
Pemulung masih masuk dalam kategori miskin, karena rendahnya pendapatan mereka,
hidup dalam kondisi dibawah standard hidup rata-rata, dan tidak semua kebutuhan
dasar mereka terpenuhi.
Di satu sisi, sekarang ini pekerjaan pengumpul sampah plastik menjadi sangat umum.
Meskipun pekerjaan Pemulung sebagai potensi pendapatan namun bagaimanapun Pemulung
masih dalam posisi obyek untuk dieksploitasi oleh bandar dan pembeli akhir,
mengakibatkan Pemulung tetap dalam kondisi miskin, karena selalu bergantung un
tuk
mendapatkan pinjaman dari para bandar. Karena tidak mempunyai pengetahuan dan
keterampilan mengelola plastik, Pemulung tidak bisa mengoptimalkan peluang ini.
Malahan sebagian melihat tidak ada peluang lebih secara ekonomi.
Peran bandar dalam perputaran bisnis ini sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena
pemulung belum memiliki jaringan yang cukup kuat diantara mereka sendiri. Di satu sisi,
pemulung juga sangat bergantung pada bandar karena biasanya bandar mempunyai
modal yang cukup kuat sehingga dapat melakukan pembelian dari para pemulung.
Saling ketergantungan atau simbiosis mutualisme ini biasanya memang menguntungkan
bandar sebagai pemilik modal tetapi tidak sepenuhnya begitu juga karena pemulung
juga memerlukan bandar.
Berbagai sumber antara lain dari Yayasan Ashoka/pep program
Posted on November 22nd, 2011 by Mas Hardi  |  No Comments »

Bagaimana Profile Pemulung ?

Profil Pemulung
Dari hasil FGD didapat bahwa rata-rata pemulung telah melakukan pekerjaannya lebih dari 2 tahun dengan waktu terlama menjadi pemulung lebih dari 20 tahun. Pemulung memulai pekerjaan melalui hubungan kekerabatan yang dekat. Misalnya Johan, pemulung di TPS Indramayu, membawa anaknya untuk ikut bekerja menjadi pemulung. Di tempat lain, pemulung membawa anggota keluarganya mulai dari anak, keponakan, cucu, istri dan saudara sekandung lainnya. Ajakan bekerja menjadi pemulung kepada keluarga dekat ini sudah berlangsung sejak mereka bekerja atau ketika masa kerja sudah memasuki tahun ke-2. Dari semua kelompok pemulung, rata-rata mereka membawa 2-4 orang anggota keluarga untuk ikut serta menjadi pemulung dengan wilyah kerja yang tidak jauh dari lokasi kerja keluarganya.
Asal daerah pemulung rata-rata berasal dari wilayah Bandung dan sekitarnya. Mereka menyebut berasal dari Bandung, walaupun sebenarnya mereka berasal dari wilayah Kabupaten Bandung, Kota Cimahi atau Kabupaten Bandung Barat. Selain dari wilyah Bandung, pemulung berasal dari wilayah Garut, Tasikmalaya, Cianjur dan beberapa wilayah lain di Jawa Barat. Hanya sebagian kecil saja yang berasal diluar wilayah Jawa Barat, misalnya Purwokerto, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya.
Pemulung tidak punya pilihan pekerjaan selain menjadi pemulung. Hal ini terjadi karena rata-rata pemulung berpendidikan SD atau tidak tamat SD. Namun untuk pemulung yang berusia lebih muda, walaupun pendidikan diatas SD, bekerja menjadi pemulung juga menjadi pilihan karena ajakan dari anggota keluarga yang telah terlebih dulu menjadi pemulung.
Kondisi pengelolaan ekonomi
Dalam pengelolaan ekonomi, pemulung belum memiliki pengelolaan yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan tidak ada satupun dari pemulung yang memiliki tabungan, baik di lembaga keuangan (Bank, koperasi,dll) ataupun dalam bentuk tunai. Uang yang didapat habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bulanan seperti makan, minum, pakaian, alas kaki dan mengirim uang ke keluarga di kampung halamannya.
Waktu kerja pemulung memiliki pola yang berbeda tiap kelompok pemulung. Untuk kelompok pemulung yang di TPS, memiliki waktu yang sama karena kendaraan pembawa sampah datangnya selalu pada waktu yang sama setiap harinya. Untuk kelompok pemulung jalanan, pola pengambilan sampahnya memiliki waktu yang beragam sehingga satu pemulung dengan pemulung lainnya memiliki waktu biologis yang berbeda. Artinya waktu untuk istirahat, waktu untuk makan minum dan waktu untuk kehidupan sosialnya seperti komunikasi dengan rekan sesama pemulung, keluarga dan bandar berbeda diantara pemulung.
Pemulung berharap ada koperasi atau lembaga keuangan yang dibangun oleh mereka sendiri yang akan difungsikan sebagai sarana menabung, simpan pinjam atau untuk membuat usaha membuka warung.
Jalinan sosial pemulung
Antar sesama pemulung memiliki norma untuk saling menghormati, menghargai dan tidak boleh saling berkelahi. Kesepakatan ini terjadi secara tidak tertulis dan berlangsung turun temurun dari generasi ke generasi. Untuk kelompok pemulung di TPS, norma ini juga berlangsung dengan baik dan telah lama dijadikan acuan pada saat bekerja. Ada semboyan ”bekerja bersama dan ridzki dibagi bersama” yang secara terus menerus diinformasikan diantara mereka. Sedangkan untuk pemulung jalanan, norma dalam bekerja juga diatur dengan kesepakatan tidak tertulis. Wilayah atau area bekerja diatur sesuai dengan kesepakatan para pemulung senior sehingga tidak menimbulkan keributan diantara mereka. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya kasus perkelahian antar pemulung dalam kurun waktu 1 tahun terakhir.
Hubungan kekerabatan di pemulung terjadi sangat kuat, karena rata-rata pemulung merupakan keluarga besar. Pemulung yang senior mengajak anggota keluarga untuk ikut bekerja di wilayahnya dan itu bukan masalah bagi pemulung lain, karena mereka juga melakukan hal yang sama bagi yang telah mempunyai keluarga.
Sedangkan hubungan sosial dengan bandar, pemulung memiliki hubungan bekerja saja. Artinya, pemulung akan menghubungi atau mendatangi lapak/bandar ketika akan menjual sampah hasil pilahannya. Hubungan dagang ini telah berlangsung lama sesuai dengan kebutuhan untuk menjual sampah pilahannya. Untuk pemulung di TPS, koordinator dapat membantu pemulung dalam menjual sampah pilahannya dengan melakukan kesepakatan antar pemulung. Tetapi hal ini tidak mutlak, sebagian pemulung lain biasanya langsung menjual hasil sampah pilahannya ke lapak/bandar. Untuk pemulung jalanan, sampah hasil pilahannya langsung dijual kepada lapak/bandar setiap harinya.
Akses pemulung ke lapak/bandar didapat dari informasi antar pemulung. Pemulung dapat dengan mudah menjual sampah pilahannya kepada lapak/bandar A pada hari ini, tetapi karena mendapat informasi harga yang lebih tinggi dari pemulung lain, dapat menjualnya ke lapak/bandar B di hari berikutnya.
Pemulung berharap ada kelompok yang dapat dijadikan kegiatan berorganisasi diantara mereka sendiri. Kegiatan sosial ini dapat berbentuk arisan mingguan / bulanan, melakukan kegiatan olahraga bersama dan melakukan wisata bersama pemulung dan keluarganya
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "hidup seorang pemberdaya pemulung"

Posting Komentar